Ada seorang teman yang sekarang
tinggal di Bandung sebagai kiai muda, curhat kepada saya melalui SMS, bahwa ada
sekelompok aliran di daerahnya, ketika selesai shalat, mereka tidak mau berdoa
bersama dengan dipandu seorang imam. Alasan mereka, hal itu tidak ada haditsnya
dan termasuk bid'ah. Hal yang sama juga terjadi pada saya.
Dalam sebuah diskusi tentang bid'ah dan tradisi, di
Mushalla Nurul Hikmah,
Perum Dalung Permai Denpasar, pada 22
Juli 2010 yang lalu, ada seorang Salafi yang berpendapat bahwa doa bersama itu
bid'ah. Ketika salah seorang teman kami berdoa sebagai penutup acara, jamaah
yang hadir semuanya mengucapkan amin sambil mengangkat kedua tangan mereka.
Sementara lakilaki Salafy yang menolak doa bersama tersebut, tidak ikut amin
dan tidak mengangkat kedua tangannya.
Pada dasarnya, kalau kita mengkaji
ajaran Islam secara mendalam, akan kita dapati bahwa tradisi doa bersama, di
mana salah seorang dari jamaah mengucapkan doa, sedangkan anggota jamaah
lainnya membaca amin, merupakan tradisi Islami sejak generasi salaf yang saleh
dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits hasan Rasulullah
SAW bersabda:
"Dari
Habib bin Maslamah al-Fihri RA — beliau seorang yang dikabulkan doanya-,
berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak lah berkumpul
suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdoa, dan sebagian lainnya
mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan doa mereka." (HR.
al-Thabarani dalam al-Mu'jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak. AlHakim
berkata, hadits ini shahih sesuai persyaratan Muslim. Al-Hafizh alHaitsami
berkata dalam Majma' al-Zawaid, para perawi hadits ini adalah para perawi
hadits shahih, kecuali Ibn Lahi'ah, seorang yang haditsnya bernilai
hasan."
Dalam hadits lain diterangkan
عن ابن عبّاس رضي (
عنھما قال: قال رسول ( صلى ( عليه وسلمّ: الدّعي والمؤمّن في
الأجر شريكان.
رواه الديلمي في مسند الفردوس بسند ضعيف
”Dari Ibn Abbas
radhiyallahu 'anhuma, berkata: "Rasu/ullah SAW bersabda: "Orang yang
berdoa dan orang yang membaca amin sama-sama memperoleh pahala." (HR.
al-Dailami dalam Musnad al-Firdaus dengan sanad yang lemah).
Menurut al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al- j Ghumari dalam
kitabnya al-Mudawi li-’llal al-Jami' al-
Shaghir wa Syarhai al-Munawi (juz 4 hal. 43), kelemahan hadits al-Dailami
di atas dapat diperkuat dengan ayat al-Qur'an. Allah berfirman tentang kisah
Nabi Musa AS قال قد أجُيبت دعوتكما فاستقيما
"Allah
berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan doa kamu berdua, oleh karena
itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus." (QS. Yunus: 89).
Dalam ayat di atas, al-Qur’an menegaskan tentang
dikabulkannya doa Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Padahal yang berdoa
sebenarnya Nabi Musa AS sedangkan Nabi Harun AS hanya mengucapkan amin,
sebagaimana diterangkan oleh para ulama ahli tafsir. Nabi Musa AS yang berdo’a
dan Nabi Harun AS yang menngucapkan amiin, dalam ayat tersebut sama-sama
dikatakan do’a. Hal ini pada dasarnya menguatkan hadits di atas, bahwa orang
yang berdo’a dan yang mengucapkan amin sama-sama mendapatkan pahala do’a.
Mengenai doa Nabi Musa AS tersebut, telah dijelaskan dalam ayat berikut ini:
وقال موسى ربّنا إنّك اتين فرعون وملأه
زينة وامٔوالا في الحياة الدّنيا ربّنا ليضلوّا عن سبيلك ربّنا اطمس على أموالھم
واشدد على قلوبھم فلا يؤمنوا حتّى يروا العذاب
الأليم. يونس ٨٨
"Musa berkata:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya
Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan
kami, binasanklah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka
mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." (QS.
Yunus: 88).
Dalam hadits lain diterangkan:
”Ya’la
bin Syaddad berkata: "Ayahku bercerita kepadaku, sedangkan Ubadah bin
al-Shamit hadir membenarkannya.: "Suatu ketika kami bersama Nabi SAW,
Beliau berkata: "Apakah di antara kamu ada orang asing? (Maksudnya
ahlulkitab)." Kami menjawab: "Tidak ada ya Rasululah." Lalu
Rasul SAW memerintahkan agar mengunci pintu. Kemudian bersabda: "Angkatlah
tangan kalian dan ucapkan la ilaha ilallah." Maka kami mengangkat tangan
kami beberapa saat. Kemudian Rasul SAW berkata; ”Ya Allah, Engkau telah
mengutus aku membawa kalimat ini, dan Engkau janjikan surga padaku dengan
kalimat tersebut, sedangkan Engkau tidak akan menyalahi janji.” Kemudian Rasul
bersabda: "Bergembiralah, karena Allah telah mengampuni kalian." (HR.
Al-lmam Ahmad dengan
sanad yang dinilai hasan oleh al-Hafizh al-Mundziri, alThabarani dalam
al-Mu’jam al-Kabir dan lain-lain.)
Dalam hadits di atas Rasulullah SAW memerintahkan para
sahabat membaca kalimat tauhid (la ilaha illallah) bersama-sama. LaIu para
sahabat pun mengucapkannya bersama-sama sambil mengangkat tangan mereka..
Kemudian Rasulullah SAW membacakan doa.
Dengan demikian, dzikir bersama sebenarnya memiliki tuntunan dari hadits
shahih ini.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tradisi doa bersama, dimana salah seorang di antara jamaah memimpin doa,
sedangkan jamaah yang lain mengucapkan amin, baik hal tersebut didahului dengan
dzikir bersama maupun tidak, pada dasarya memiliki dasar hadits yang kuat, dan
bahkan merupakan tuntunan al-Qur'an al-Karim sebagaimana yang terdapat dalam
kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS.
Sumber (buku pintar berdebat dengan wahabi)
baca juga : tahlilan-dari-mana-asalnya.
Out Of Topic Show Konversi Kode Hide Konversi Kode Show Emoticon Hide Emoticon