Di saat Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib Ra memasukkan jenazah istri tercintanya, Sayyidah Fatimah Az-Zahra' Ra , ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya (Al-Hasan Ra ) berkata:
"Wahai Ayahku, gerangan apakah yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa?"
Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib Ra menjawab:
"Wahai Putraku Al-Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah Saw, beliau bersabda (kepadaku):
'Kelak jika Putriku Fathimah telah tiada, wahai Ali, maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadnya di liang lahat.'
Dan demi Allah, wahai Al-Hasan Putraku, aku melihat tangan kakekmu Rasulullah Saw menerima jasad ibumu Fathimah. Aku melihat kakekmu Rasulullah Saw menciumi wajah ibumu Fathimah."
Amiril Mu'minin Ali bin Abi Thalib Ra berkata:
"Wahai Rasulullah, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang setiap engkau rindu akan surga, engkau cium wajah suci putrimu Fathimah Az-Zahra'."
"Ya Allah, hidupkanlah kami dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw
dan keluarga Nabi Muhammad Saw
Ya Allah, matikanlah kami dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw
dan keluarga Nabi Muhammad Saw
Ya Allah, kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama Nabi Muhammad Saw
dan keluarga Nabi Muhammad Saw
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami syafaat Nabi Muhammad Saw.
dan keluarga Nabi Muhammad Saw.
baca juga:
komitmen-kebangsaan-rakyat-indonesia.html
Related Post
SEPENGGAL SEJARAH PERDEBATAN NAMA "NAHDLATUL ULAMA"
Sebagaimana nama-nama organisasi besar pada umumnya, nama Nahdlatul Ulama juga lahir dari pemiki
Ketika kaum Khawarij membantai kaum Muslimin
Ketika orang-orang Wahhabi memasuki Hijaz dan membantai
kaum Muslimin dengan alasan bahwa mere
Ulama Nusantara yang dikenal dunia
Nusantara dikenal sejak lama telah menelorkan ulama kelas internasional yang dikagumi di dalam
Komitmen Kebangsaan Rakyat Indonesia
Bangsa Indonesia dijajah tak kurang dari 350 tahun atau tiga setengah abad. Jika negara ini re
KISAH GUS DUR DIBENTAK ISTRI PROTOKOLER ISTANA
Kisah tersebut diceritakan Inayah Wulandari, putri bungsu Gus Dur. Sambil tertawa Inayah berceri
KH Sholeh Darat dan R.A Kartini
Surat Curhat Galau
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kart
Out Of Topic Show Konversi Kode Hide Konversi Kode Show Emoticon Hide Emoticon