Finding The Truth

Perbedaan akan selalu ada, Menag: sisi esoterisme agama bisa meminimalisasinya.


Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan para dai untuk berdakwah tak semata sisi luar ajaran agama (eksoteris) tapi juga menekankan sisi dalamnya (esoteris). Esoterisme agama dinilai akan memperkecil potensi perbedaan yang tajam antarkelompok agama.

Ia menegaskan bahwa perbedaan di internal agama akan selalu ada, terutama dalam hal-hal yang bersifat teknis (furu’iyah). Mengangkat isu-isu substansial memang cocok untuk masyarakat yang heterogen.

“Lain lagi kalau kita bicara dalam masyarakat yang homogen, maka kita bisa bicara sisi luar,” papar Lukman saat mengisi acara Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah PBNU yang digelar di Pesantren Al Tsaqafah, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (20/2).

Lukman mencontohkan tentang pandangan Islam terhadap perempuan. Pada level substansi, semua sepakat bahwa Islam sangat menjunjung tinggi perempuan. Namun, pada taraf implementasinya bisa terjadi perbedaan pendapat.

Misalnya, lanjut Lukman, di Arab Saudi perempuan hingga kini dilarang menyetir mobil. Kebijakan tersebut berangkat dari anggapan bahwa mudarat yang menimpanya bakal lebih besar ketimbang ketika tidak menyetir.

Lain lagi dengan di Indonesia. Perempuan bukan hanya boleh menyetir mobil tapi juga mendapat peluang untuk menjadi seorang hakim selama memiliki kompetensi untuk itu. “Hal yang di negara Isam pun tidak dilakukan. Ada pengadilan agama yang hakimnya perempuan,” tuturnya.

Karena itu, menurutnya, tidak boleh kelompok satu merasa lebih menghormati perempuan ketimbang yang lain. Sebab kondisi tersebut merupakan buah dari cara implementasi nilai penghormatan terhadap perempuan yang berbeda.

Rakernas dibuka Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Selain Menag, hadir pula Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, segenap pengurus Lembaga Dakwah PBNU, dan sejumlah pemateri diskusi yang menjadi rangkaian dari acara Rakernas Lembaga Dakwah PBNU. (Mahbib)
(sumber nu.online)

baca juga: butuh-peran-pemerintah-untuk.menanggulangi da'i provokatif

Thanks for your comment