Finding The Truth

M.Qurasih Shihab: Muharram dan Karbala



Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender hijriah. Bagi masyarakat Arab pada saat turunnya al Qur’an, sejak semula – sebelum sahabat Umar menjadikannya sebagai kalender hijriah – muharram merupakan bulan pertama. Perhitungan tahun pertama hijriah dimulai dengan tahun dimana Nabi berhijrah. Hijrah Nabi terjadi pada bulan rabiul awal.

Muharram juga salah satu bulan haram – selain shofar, dzu hijjah, dan dzul qaidah – yang Allah muliakan. Kata haram memiliki makna mulia. Dalam bahasa kita, muncul kata hormat yang berarti dimuliakan. Oleh orang Arab, perempuan juga disebut hurmat yakni yang dihormati. Pada bulan-bulan haram ini, tidak boleh terjadi peperangan. Namun demikian, jika kebutuhan untuk perang sangat mendesak dan tidak dapat dielakkan pada bulan haram, mereka tidak segan mengganti bulan haram tersebut kepada bulan yang lain atau menambah satu bulan dalam satu tahun sehingga terhindarlah mereka dari bulan haram pada saat itu. Dari sini, Allah menegaskan bahwa penggantian atau penambahan merupakan kesalahan besar yang menambahkan tingkat kekufuran mereka (QS. at Taubah: 37). Terkait dengan penambahan bulan, Allah sanggah dengan firman-Nya dalam QS. at Taubah: 36. Sementara terkait dengan penggantian bulan haram pada bulan lain, Allah menyanggahnya melalui firman-Nya dalam QS. at Taubah: 37.

Penamaan bulan-bulan hijriah, biasanya muncul karena menyesuaikan sifat bulan itu atau keadaan cuaca yang biasanya terjadi pada bulan itu. Misalnya Ramadlan yang artinya panas. Bulan ini berlangsung pada saat masih panas-panasnya cuaca di Arab kala itu. Dzul hijjah musim haji karena kala itu prosesi haji berlangsung pada bulan ini. Dzul Qaidah bermakna duduk. Oleh masyarakat Arab, pada bulan ini tidak boleh ada yang bepergian untuk berperang, semua harus duduk tinggal di rumah. Shofar bermakna kosong karena pada bulan ini semuanya bersiap-siap untuk pergi berperang.

Banyak sekali riwayat terkait peristiwa yang terjadi pada bulan muaharram ini. Diantaranya ada yang dibuat-buat, ada pula yang diperselisihkan, namun tidak sedikit juga yang disepakati. Diantara kejadian-kejadian tersebut adalah pemasangan kiswah ka’bah oleh orang jahiliyah, berpuasanya masyarakat jahiliyah, diterimanya pertaubatan Nabi Adam, berlabuhnya perahu Nabi Nuh, keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan. Tiga hal yang terakhir ini merupakan kejadian yang patut disyukuri dengan berpuasa. Terkait hal ini, sebagian ulama sunni menolak hadis yang berisi berita gembira tersebut. Sehingga mereka memakruhkan berpuasa lantaran terkesan bergembira atas kematian Husain yang di satu sisi terjadi pada tanggal 10 muharram juga.

Pada 10 muharram terjadi peristiwa karbala. Peristiwa dimana 76 anggota keluarga Husain dikepung oleh 30.000 pasukan dibawah pimpinan Ibn Ziyad. Dalam pengepungan ini, Husain dan rombongan tidak dikasih air sedikitpun. Dari sini, beberapa ulama hanya memperbolehkan puasa untuk tidak minum saja.

Husain lahir pada tahun 4 H dan wafat pada 10 Muharram. Oleh Nabi, Hasan dan Husain digelari sayyid syabab ahli jannah. Pada masa pemerintahan sahabat Umar, keduanya mulai terlibat dalam peperangan. Pada saat Umar umar, Ali memerintahkan keduanya untuk menjaga Usman. Pada fitnah jamal dan siffin Ali membolehkan keduanya ikut terlibat dengan catatan tidak boleh membawa senjata.

Masyarakat Madinah (pusat umat Islam dan tempatnya kebanyakan sahabat) sepakat bahwa pengganti Ali adalah Hasan. Tapi beliau memilih mengalah kepada Muawiyyah dengan alasan terlalu banyak darah kaum muslim yang mengalir. Meskipun demikian, ia mengajukan syarat agar sepeninggalnya Muawiyyah nanti, pemerintahan tidak dipindahtangankan kepada anak cucunya atau secara turun temurun.

Dalam sebuah riwayat, Nabi menyatakn bahwa kekhilafahan dalam umatku berlangsung selama 30 tahun. Setelah itu akan menjadi seperti kekuasaan kerajaan yang turun temurun. Secara rinci, 30 tahun tersebut adalah sebagai berikut: masa kepemimpinan Abu Bakar selama 2 tahun 3 bulan. Kemudian Umar selama 10 tahun 6 bulan. Ia digantikan oleh Usman selama 2 periode yang total kepemimpinannya mencapai usia 12 tahun. Sepeninggal Usman, Ali menggantikannya selama  4 tahun 9 bulan. Dan sisa kekhalifahan yang 6 bulan dipegang oleh Hasan. Perhatian pemerintah Abu Bakar, Umar, dan Usman periode awal adalah ekspansi. Dan periode keduanya kekayaan melimpah sehingga banyak yang tergiur dunia. menurt al Aqqad; ketidaksuksesan Ali dalam memerintah adalah mengajak masyarakat ke akhirat (perhatian ke dalam).

Setelah Hasan wafat, Muawiyyah mengingkari janjinya dengan menunjuk putranya, Yazid sebagai penggantinya. Pengangkatan Yazid ini diterima oleh penduduk Syam yang menjadi wilayah kekuasaan Muawiyyah sejak dahulu. Sementara di Madinah, hal ini ditolak karena penghuninya tahu persis persyaratan yang diajukan Hasan waktu itu, yakni untuk tidak memindahkan tampuk kepemimpinan secara turun temurun. Saat itu, Muawiyyah tidak menekan Husain dan Ibn Zubair untuk berbai’at untuk Yazid. Tapi setelah Muawiyyah wafat, putranya ini memaksa mereka untuk berbaiat. Demi keamanan, akhirnya Husain beserta keluarga dan pengikut setianya hijrah ke Makkah yakni tanah yang tidak boleh ada kekerasan dan pertumpahan darah di dalamnya.

Selang beberapa lama terdengar kabar bahwa penduduk Kufah membuka tangan untuk Husain. Mendengar hal ini, ia mengirim Muslim bin Aqil untuk memastikan berita tersebut. Setelah memperoleh kepastian berita tersebut ia mengirim surat kepada Husain bahwa berita itu benar adanya. Kabar hadirnya utusan Husain di Kufah ini sampai pada telinga Yazid dan akhirnya ia memerintahkan pasukannya untuk membunuhnya. Namun berita terbunuhnya utusan ini tidak diketahui oleh Husain. Sehingga ia berangkat tanpa tahu bahwa kondisinya telah berubah. Pasca kejadian ini, Gubernur Kufah digantikan dengan orang yang kemudian mengirim 3000 pasukan di bawah komando Ibn Ziyad untuk menghadang rombongan Husain. Sebelum berangkat Husain dinasehati oleh ibn Abbas dan ibn Zubair untuk mengurungkan niatnya tersebut. Akhirnya berangkatlah ia dan bertemu dengan pasukan Ibn Ziyad di Karbala.

Husain dikaruniai 6 anak; 4 putra (Ali al Akbar, Ali al Asghar/meninggal waktu kecil di Karbala karena di panah, Ja’far/meninggal sejak bayi dan Ali Zainal Abidin) dan 2 putri. Ia memiliki empat istri, yakni:
1.       Laila bt Amr; ibu dari Ali al Akbar
2.       Rabab bt Imr Qais; ibunya Abdullah al Radli
3.       Ummu Ishak; ibu dari Fatimah
4.       Syahbanu bin Yazdajird al Farisi (putri raja Persia yang menjadi tawanan perang pada masa Umar); ibunda dari Ali Zainal Abidin as Sajjad (8 dari imam Syiah yang 12 adalah keturunan Ali Zainal Abidin ini. Ia sakit pada saat rombongan akan berangkat ke Kufah, sehingga tidak bisa ikut. Inilah yang membuatnya selamat dari kematian).

Ada sementara ulama yang berpendapat bahwa penanggung jawab atas kematian Husain adalah Yazid selaku pemimpin tertinggi. Sementara Ibn Taimiyyah lebih memilih ibn Ziyad yang sebenarnya hanya disuruh untuk mencegah rombongan Husain masuk ke Kufah dan bukan membunuhnya. Syimr (pengikut Ali yang keluar dari barisan dan akhirnya bergabung dengan Muawiyyah) adalah orang yang memuntilasi Husain sampai 7 bagian setelah ia terpanah busur bermata tiga. Setelah peristiwa Karbala ini banyak orang yang menyesalinya sehingga muncul banyak pemberontakan dan ungkapan Labbaik ya Husain. Dari persitiwa ini pula, muncul ungkapan bagi orang Irak yakni mereka adalah ahl ra’y ahl nifaq (ahli berlogika dan penipu).

Pengaruh tragedi 10 muharram ini mendunia. Ia membawa dampak positif yang puncaknya berupa kegigihan berjuang demi kebenaran. Selain itu, pengaruh lainnya adalah:
1.       Ada yang enggan menyelenggarakan pesta pernikahan pada bulan ini
2.       Peringatan anak yatim karena pada hari itu banyak anak yang menjadi yatim yakni mereka yang orang tuanya terbunuh.
3.       Ziarah ke makam Husain oleh orang Syiah
4.       Dan lain-lain

Hijrah akan terjadi jika ada 3 hal dalam diri kita:
1.       Kesadaran akan nilai sesuatu yang diyakini; ibarat daya menghirup yakni dengan akal. Misalnya orang pertama kali ke pasar ikan akan merasa pusing, mual, mau muntah. Namun setelah terbiasa di dalamnya akhirnya hal itu menjadi biasa-biasa saja.
2.       Tekad kuat.
3.       Pengetahuan yang masih butuh action semisal dokter yang mengetahui bahaya merokok tapi belum bisa meninggalkannya.

Tradisi tahlil juga terdapat di Maroko dan Mesir. Terkait hal ini ada baiknya kita memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.       Tidak semua yang tidak ada dalam sumber hukum (al qur’an dan hadis) bernilai haram.
2.       Islam merestui budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilainya.
3.       Ada hari yang menurut suatu kepercayaan memiliki makna kesakralan tersendiri; Misal angka 40 itu merupakan usia sempurna (QS. al Ahqaf: 15), waktu yang dibutuhkan untuk memebenahi suatu generasi (QS. al Maidah: 26), munajat nabi Musa (QS. al A’raf: 142), dan lain-lain. Angka 7 juga banyak, diantaranya jumlah ayat surat teragung dalam al Qur’an (QS. al Hijr: 87), jumlah langit (QS. al Baqarah: 29), jumlah bulir padi (QS. al Baqarah:261), mimpinya raja dalam kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf: 43), jumlah pintu neraka (QS. al Hijr: 44), dan lain sebagainya. Demikin pula angka 3 yang diantaranya adalah masa iddah yang ternyata memiliki arti tersendiri (QS. al Baqarah: 228), kafarat puasa nazar (QS. al Maidah: 89), dan lain-lain.

Wallaahu a’lam …


Resum Kajian Awal Bulanan di Kediaman Prof. M. Qurasih Shihab pada Ahad, 1 Nov 2015

(Syafi’ul Huda, Ponpes Bayt ALQuran: Pusat Studi Quran)
Thanks for your comment